PREVIOUS

Kisah Seorang Bhikkhu Yang Dahulu Sebagai Pelatih Gajah

NEXT

DHAMMAPADA XXIII, 4

        Pada suatu kesempatan, beberapa bhikkhu melihat seseorang pelatih gajah dan gajahnya di tepi Sungai Aciravati. Saat pelatih tersebut menemui kesulitan untuk mengendalikan gajahnya. Salah satu dari para bhikkhu tersebut, yang merupakan bekas pelatih gajah, berkata pada bhikkhu-bhikkhu yang lain bagaimana cara menanganinya dengan mudah. Pelatih gajah tersebut mendengarnya dan melakukan seperti yang dikatakan oleh bhikkhu tersebut. Dengan cepat gajah tersebut ditaklukkan. Setelah tiba kembali di vihara, para bhikkhu memberitahukan kejadian tersebut kepada Sang Buddha.

        Sang Buddha mengundang bhikkhu bekas pelatih gajah tersebut dan berkata, "O bhikkhu yang sia-sia, yang jauh dari 'Jalan' (Magga) dan 'Hasil' (Phala)! Kau tidak mendapatkan apapun dengan menaklukkan gajah. Tak ada seorangpun yang dapat pergi ke suatu tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya (yaitu nibbana) dengan menaklukkan gajah; hanya ia yang telah menaklukkan dirinya sendiri yang dapat merealisasinya".

        Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 323 berikut:

Tidak dengan mengendarai tunggangan seperti itu seseorang dapat pergi ke tempat yang belum pernah didatangi (nibbana). Namun orang yang telah dapat melatih, menaklukkan, dan mengendalikan dirinya sendiri dapat pergi ke tempat yang belum pernah didatangi itu (nibbana).

***


Sumber:

DHAMMAPADA ATTHAKATHA —Kisah-kisah Dhammapada; Bhikkhu Jotidhammo (editor); Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta, 1997.

TREASURY OF TRUTH —Illustrated Dhammapada; Ven. Weragoda Sarada Maha Thero; The Singapore Buddhist Meditation Centre, Singapore, 1993.