PREVIOUS

Kisah Lakundaka Bhaddiya Thera

NEXT

DHAMMAPADA VI, 6

        Bhaddiya adalah seorang bhikkhu yang tinggal di Vihara Jetavana. Karena tubuhnya pendek maka ia dikenal dengan sebutan Lakundaka (pendek) oleh para bhikkhu lainnya. Lakundaka Bhaddiya mempunyai sifat yang sangat baik; meskipun bhikkhu-bhikkhu muda mengganggunya dengan memutar hidungnya atau telinganya atau menepuk kepalanya.

        Sangat sering mereka mengejek dengan mengatakan "Paman, bagaimana keadaanmu? Apakah kamu bahagia, atau, apakah kamu bosan dengan kehidupan sebagai seorang bhikkhu di sini?" dan lain sebagainya.

        Lakundaka Bhaddiya tidak pernah membalas dengan kemarahan atau mencaci mereka; bahkan dalam hati kecilnya pun ia tidak marah terhadap mereka.

        Ketika berbicara mengenai kesabaran dari Lakundaka Bhaddiya, Sang Buddha bersabda, "Seorang arahat tidak pernah terlena pengendalian dirinya, ia tidak punya keinginan untuk berkata kasar atau berpikir menyakiti orang lain. Ia laksana batu karang yang tak tergoyahkan, seorang arahat tidak tergoyahkan karena celaan ataupun pujian".

        Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 81 berikut:

Bagaikan batu karang yang tak tergoncangkan oleh badai, demikian pula para bijaksana tidak akan terpengaruh oleh celaan maupun pujian.

***


Sumber:

DHAMMAPADA ATTHAKATHA —Kisah-kisah Dhammapada; Bhikkhu Jotidhammo (editor); Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta, 1997.

TREASURY OF TRUTH —Illustrated Dhammapada; Ven. Weragoda Sarada Maha Thero; The Singapore Buddhist Meditation Centre, Singapore, 1993.